PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

1. PENDAHULUAN
Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan permintaan akan jenis ikan ini harus segera diimbangi dengan upaya budidaya. Salah satu faktor yang cukup penting dalam melaksanakan budidaya adalah "benih ikan". Ketersediaan benih dalam kualitas yang baik dan dengan kuantitas yang cukup akan membawa kegiatan budidaya kakap putih berhasil.


2. TEKNIK PEMBENIHAN
Rancang bangun rencana pembenihan kakap putih dibuat sedemikian rupa, sehingga semua fasilitas dan perlengkapan harus ditempatkan dengan tepat untuk menunjang kelancaran kegiatan. Fasilitas yang diperlukan untuk pembenihan kakap putih antara lain: kurungan apung untuk pemeliharaan induk, bak pemijahan, bak penetasan telur, bak pemeliharaan larva, bak kultur pakan alami/plankton dan penetasan artemia, bak penampungan air tawar/laut, pompa dan blower beserta instalasinya serta sumber listrik.


3. METODA
Pemijahan induk kakap putih matang kelamin dapat dilakukan dengan 2 (dua) metoda, yaitu:
1) Rangsangan Hormonal
Pemijahan dengan rangasangan hormonal dilakukan denga penyuntikan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan Puberogen. Penyuntikan dilakukan secara intra muscular sebanyak 2 kali dengan selang waktu antara penyuntikan pertama dan kedua 24 jam. Takaran hormon yang dipergunakan adalah:
a. Penyuntikan I : 250 IU HCG + 50 RU Puberogen/kg induk
b. Penyuntikan II : 500 IU HCG + 100 RU Puberogen/kg induk
 
2) Manipulasi Lingkungan
Pemijahan ini dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan di bak pemeliharaan, sehingga seolah-olah mirip di alam. Perlakuan manipulasi lingkungan yang diterapkan berupa penurunan dan penaikan kedalaman air yang berakibat pula terhadap perubahan suhu dan kadar garam. Pemijahan umumnya dilakukan menurut siklus peredaran bulan, yaitu pada waktu bulan gelap atau bulan purnama. Perubahan-perubahan ini akan merangsang
terjadinya pemijahan. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari, antara pukul 19.00 - 20.00 WIB.


4. PEMILIHAN INDUK MATANG KELAMIN
Induk kakap putih yang berukuran 3 - 4,5 kg/ekor dipelihara dalam kurungan apung di laut untuk pematangan kelamin. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah segar dengan kandungan protein tinggi dan lemah rendah, disamping itu diberikan pula vitamin E.
Penentuan kematangan kelamin induk jantan dilakukan dengan pengurutan bagian perut ikan. Induk jantan yang telah matang kelamin akan mengeluarkan sperma berwarna putih dan tidak encer. Penentuan kematangan kelamin induk betina denga mengambil contoh telur
secara kanulasi, yaitu memasukkan selang plastik bergaris tengah ± 1,2 mm ke dalam saluran telur pada kedalaman 6 - 7 cm. Telur yang telah matang umumnya bergaris tengah 0,45 - 0,65 mm, bentuknya sperical dan tidak saling menempel (terurai).
 
 
5. PENETASAN TELUR
Telur hasil pemijahan diseleksi; telur yang dibuahi dan berkualitas baik akan mengapung dipermukaan air. Sebelum diteteskan, telur perlu direndam dalam larutan Acriflavine 5 ppm selama 1 menit sebagai sebagai desinfektan. Telur ditetaskan di bak penetasan yang sekaligus menjadi bak pemeliharaan larva dengan padat penebaran 60.000 - 100.000 butir/m3; kadar garam 28 - 30 ppt dan suhu air 26 - 28° C. Pada kondisi seperti ini, telur akan menetas dalam waktu 17 - 18 jam dengan tingkat penetasan telur berkisar 80 - 90%.
 
 
6. PEMELIHARAAN LARVA
a. Padat Penebaran
Padat penebaran larva kakap putih tergantung dari umur larva (tabel 1).
 
Tabel 1. Padat Penebaran Larva Kakap Putih
No
Umur larva Minggu ke-
Padat Penebaran (ekor/m3)
1
I
60.000 - 100.000
2
II
35.000 - 40.000
3
III
15.000 - 20.000
4
IV
6.000 - 10.000


2) Pakan
Jenis dan jumlah pakan yang diberikan untuk larva kakap putih disesuaikan dengan umur larva (gambar 1).
Gambar 1. Skema Pemberian Jenis Pakan Larva Kakap Putih  
3) Pengolahan Kualitas Air
Pengolahan air di bak pemeliharaan larva dilakukan dengan cara penggantian air setiap hari, diusahakan kadar garam dan suhu air berkisar antara 28 - 30 ppt dan 26 - 280C. Banyaknya air yang diganti disesuaikan dengan umur larva (gambar 2).
Gambar 2. Skema penggantian air di bak pemeliharaan larva kakap
4) Penggolongan Ukuran
Penggolongan ukuran harus dilakukan untuk menghindari pemasangan sesama larva akibat pertumbuhan yang tidak seragam. Penggolongan ukuran dilkukan bilamana larva telah berumur 20 hari dan penggolongan ukuran berikutnya dilakukan setiap 7 hari sekali.


7. PANEN BENIH
Benih kakap putih dapat dipanen setelah berumur 30 - 45 hari untuk dilakukan pendederan (nursery) sebelum dipelilhara ditempat pembesaran. Pendederan dapat dilakukan di kolam air laut maupun dengan kurungan apung di laut.

8. SUMBER
Booklet Jenis-jenis Komoditi Laut: Ekonomis Penting Pada Usaha Pembenihan, Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jendral Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta, 1996